Kamis, 12 April 2012

SPASI

kau adalah penggalan kisah hidupku. menemukanmu bak menerima hadiah seindah lagu, mulut tak mampu menyanyikannya, hanya bibir benak yang dapat mengalunkan nada ilahi.

seperti angin kau berhembus, segarkan hari yang terlalu larut dalam perih. menatapmu mampu buatku sejenak lupakan segala, hingga kening dan garis wajahmu terpaut dalam pikir dan berangsur kucinta.

aku selalu ingin mencuri waktumu, menyita perhatianmu, semata-mata supaya aku bisa terpilin masuk ke dalam sejarah hidupmu; seandainya aku dapat menjadi terbaik bagimu.

choose me, i’ll be the best for u..

telah bertahun sejak kuberhenti mencinta; tak adil menggenggam tangan kekasih dalam bayang-bayang cinta masa lalu. namun kau berbeda, mengubahku. menemukanmu adalah kebahagiaan bagiku.

tapi seperti kau datang, secepatnya kau berhembus pergi, tinggalkan hati yang terlanjur mencinta.

kini lagi-lagi aku butuh spasi, bukan untuk pergi atau menjauh darimu. tapi sekedar mengendalikan perasaanku. aku sadar, hidup ini cair, semesta ini bergerak, realitas berubah, seluruh simpul dari kesadaran berkembang mekar. hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa manusia mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia.

tak terkecuali aku

aku akan tetap mencintaimu. bak embun yang setiap pagi kunantikan ketibaannya, yang mungkin setiap pagipun takkan mengerti kerinduan daun yang nyaris layu dalam penantiannya.

Kamis, 03 Maret 2011

KOTAK HITAM

Agust 2008
Ada duka dalam dada seketika merenggut dan melanda
Buat hati haru karna luka kembali pilu

Tadi di tv mereka menangis lagi
Kudengar histeris jerit wanita lirih
Rekaman itu memang ragu tapi cipta gemuruh
Derama yang bikin trauma satu januari tahun lalu

Kotak hitam itu masalahnya
Hantam jiwa yang mulai tegar
Kotak hitam itu alasannya
Tikam rasa hingga hambar

Mungkin asli bisa juga palsu
Kotak yang katanya muat percakapan sebelum ajal
Tapi pasti luka kian melagu
Kotak kenangkan cerita dulu yang kini mengganjal

Diamlah..! Diamlah walau sesaat
Lantaran cakap-cakapmu, meledak tangis mereka
Tenanglah..! Tenanglah wahai kerabat
Selama kasih terus mengisi
Suka akhirnya `kan datang tepiskan luka

<memori insiden ADAM AIR>

Minggu, 09 Januari 2011

MERAPI (WAJAH-WAJAH BERAUT GENTAR BERBEDAK ABU)








Apakah murkamu belum juga surut wahai alam?
Kenapa masih saja kami terkulai dalam kelam muram?
Muntahanmu terus-menerus membawa abu ke rumah-rumah harapan
Merubah cita-cita jadi rata dengan tanah-tanah kesedihan

Belum cukupkah Air Bah-mu menelan korban di Aceh hingga beratus ribu
Dan tahun-tahun berjalan bersama tumpahan bencana amarahmu?
Negeriku kini berduka dan menangis
Airmatanya terasa menggenang di setiap hati

Kemarin kulihat di tivi
Awan-awanmu mengirim kabut dan debu lagi
Keraskan kembali teriak rintih mereka
Getarkan kembali tubuh ketakutan mereka

Wajah-wajah beraut gentar berbedak abu
Tetes air dari mata mereka mengukir garis-garis seduh
Sayu aku kala menyaksikan sebongkah tubuh wanita
Kaku tak bernyawa
Menjemput ajal dalam serpihan murkamu

Mungkin angin adalah jawaban tanpa perkataan
Desaunya bisikkan suara yang telah tua oleh peradaban
“bumi sudah lanjut usia”
Seperti malam yang ‘kan tiba sehabis tenggelamnya surya
Ataupun hujan yang ‘kan turun setelah awan gelap meraja
Tapi tetap saja akan ada cahaya dan indah bianglala di kemudian

(15 nov 10)

Selasa, 14 Desember 2010

KEBAHAGIAAN

Wulan nice-1
Pernakah kamu lihat angin berbentuk atau udara bertubuh?
Pernahkah kamu kamu rasa mimpilah yang nyata
Dan hidupmu hanya lamun?
Seperti itulah kebahagiaan
Tak dapat dilihat tapi segar dan menyejukan
Seperti itulah kebahagiaan
Tak pernah pasti hingga khayal bagai terjadi dalam sadar
Tersenyumlah walau hati pedih
Tertawalah meski batin merintih
Senanglah biarpun jiwa menangis
Karna kebahagiaan bukan untukmu sendiri
Tapi juga untuknya dan untuk dunia
Sept 2008

Kamis, 11 November 2010

BERHENTI DI SITU NANTI KUDATANG PADAMU

Terlukis biang lala pada awal pertemuan
Kembang mawar tatapmu, melati senyummu
Bertebar aroma bahagia malam perkenalan
Tawamu kencangkan kerut pada wajah hati

Ranjang kadang lagi bertemu lelap
Ragamu bagai mimpi menerpa nyata
“Berhenti disitu nanti kudatang padamu”
Seperti sumur dalam temukan mata air harapan


Mei 2009

Jumat, 05 November 2010

KAU-LAH SETIAPKU

holispirit 1
Kaulah setiap helai nafas
Berhembus seperti desau angin ditepi pantai
Cerita-cerita samudra mendesis disejuk pegunungan

Kaulah setiap tiupan laut kerinduan
Mengantar kapal menggapai tujuan
Namun cipta ombak yang cerai-beraikan daratan

Kaulah setiap ayunan langkah
Menjadi jejak yang berulang kali kuinjaki
Menjadi jalan `tuk kulalui mencari

Kaulah setiap kata dalam ucap
Tutur lembut lambangkan keindahan
Ungkap abadi kejujuran dan ketulusan

Kaulah ‘setiap' ku
Setiap aliran darah dalam nadiku

Senin, 01 November 2010

KEMATIAN AWAL KEABADIAN

keabadian

Bergumul dengan kekekalan
Fana hanyalah setetes air pada samudra kehidupan
Bertaut kini nafas kebahagiaan dengan duka kesengsaraan
Maut bahkan selangkah di seberang, menanti
Denyut nadi setiap detik mungkin berhenti
Bak ujian, dunia cuma labirin karantina
Kematianlah awal keabadian